TRANSFORMASI DAN MODERNISASI ALUTSISTA
Kamis, 19 Desember 2013 (16:39)
Palembang, (Pendam II/Swj). Tumbuh dan berkembangnya kekuatan satuan-satuan Infanteri tidak terlepas dari sejarah perjuangan bangsa. Salah satu catatan peristiwa penting yang menjadi tonggak sejarah Infanteri adalah peristiwa menghadapi agresi militer Belanda kedua, tanggal 19 Desember 1948. Diawali dengan dikeluarkannya Perintah Kilat Panglima Besar Jenderal Sudirman yang memerintahkan seluruh angkatan perang untuk meleburkan diri dalam satuan gerilya, untuk melawan penjajah.
Peristiwa yang penuh nilai heroisme dan sarat jiwa pengabdian dengan militansi yang tinggi, mencerminkan potret perjuangan tanpa akhir, tidak kenal menyerah dan kerelaan berkorban demi kepentingan Bangsa dan Negara. Nilai-nilai perjuangan bangsa tersebut menjadi hal mendasar yang terlestarikan. Sehingga ditetapkannya hari tersebut menjadi “Hari Infanteri” yang sampai saat ini telah memasuki usia ke 65 Tahun. Perjalanan panjang pengabdian satuan-satuan Infanteri, tentunya tidak terlepas dari kerja keras dan pengabdian para pendahulu dan senior yang telah meletakan dasar-dasar pembinaan satuan infanteri, sehingga kualitas satuan dan prajurit-prajurit Infanteri terus meningkat dan berkembang mencapai kemajuan seperti saat ini. Selain itu, momentum peringatan Hari Infanteri ini, hendaknya dijadikan sebagai wahana untuk melakukan introspeksi dan mawas diri terhadap kualitas pelaksanaan tugas prajurit dan satuan Infanteri dimanapun berada. Kita pahami bersama berbagai potret fenomena kejadian mengemuka yang dilakukan oleh oknum prajurit Infanteri dewasa ini, bersifat extraordinary yang merupakan cerminan kualitas pembinaan satuan Infanteri yang tidak adaptif, implementasi jiwa korsa yang tidak tepat, lemahnya harmonisasi hubungan pemimpin dengan yang dipimpin serta abai terhadap disiplin tempur. Merespon dan menyikapi fenomena tersebut tentunya perlu komitmen dan berbagai upaya kolektif yang juga harus bersifat extraordinary, untuk dapat melahirkan pemikiran-pemikiran cerdas dan bijak, agar akurasi keputusan yang diambil oleh para komandan satuan Infanteri dapat dilakukan dengan cepat, tuntas dan menyeluruh serta menyentuh substansinya. Sehingga dampak resikonya dapat diminimalisasi secara optimal. Saatnya untuk terus melakukan perubahan pola pembinaan satuan yang adaptif, menjadikan tekad bersama untuk diwujudkan, hari esok prajurit dan satuan Infanteri lebih baik lagi. Lebih lanjut Komandan Pusat Kesenjataan Infanteri mengatakan, tantangan tugas kedepan akan semakin kompleks dan dinamis dengan berubahnya karakteristik bentuk ancaman di abad ke 21, yang mengedepankan teknologi modern. Respon dalam menyikapi hal tersebut, sejalan dengan kebijakan Pimpinan TNI AD terhadap transformasi dan modernisasi Alutsista, yang telah direalisasikan secara bertahap. Keberadaan satuan-satuan Infanteri yang dilengkapi dengan Alutsista dan perlengkapan tempur yang modern. Transformasi dan modernisasi tersebut memberikan semangat baru untuk terus melakukan berbagai perubahan dengan; merevisi, mereaktualisasi, mereorganisasi dan meredefinisi Doktrin, Strategi dan Taktik Bertempur, untuk mampu mengimbangi pola pertempuran modern kedepan. Fenomena tersebut tentunya menuntut kehadiran prajurit dan satuan-satuan Infanteri yang berkualitas dan modern, memiliki mentalitas baja dan berkarakter pejuang. Ingat, sebagai insan prajurit sejati, tugas adalah kehormatan, tugas berat tapi mulia, itulah karakter yang harus tetap terpelihara dan tertanam pada setiap dada prajurit Infanteri dimanapun berada dan bertugas. Berbagai ilustrasi yang dikemukakan, sejalan dengan tema Hari ke 65 Infanteri, yakni : “ Dengan semangat Juang, Pengabdian dan Profesionalisme yang tinggi, prajurit Infanteri bersama seluruh komponen bangsa lainnya siap mendukung Tugas Pokok TNI AD” Tema tersebut mencerminkan komitmen dan tekad yang kuat prajurit dan satuan Infanteri untuk menjadi profesional, modern dan militan, sebagai petarung yang handal dalam pertempuran. Makna tema tersebut juga memancarkan semangat pengabdian dan perjuangan tanpa akhir untuk terus memperkokoh kemanunggalannya dengan Rakyat serta membangun sinergitas dengan segenap komponen bangsa lainnya. Saya berharap tema tersebut tentunya tidak hanya dijadikan sebagai selogan belaka, namun mari kita luruskan niat dan mantapkan ikhtiar menjadi komitmen bersama, untuk benar-benar dipahami, dihayati dan diimplementasikan secara cerdas dan bijak, melalui langkah dan tindakan nyata secara konsisten, sesuai dengan peran, tugas dan fungsi serta tanggung jawab masing-masing dalam mendukung pencapaian tugas pokok TNI AD. Sebelum mengakhiri amanatnya Komandan Pusat Kesenjataan Infanteri atas nama seluruh prajurit dan satuan Infanteri, saya menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang tulus kepada Pemerintah Daerah, tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat Organisasi Masyarakat, Media Massa dan segenap komponen bangsa, atas dukungan dan kerjasamanya dengan satuan-satuan Infanteri, sehingga dapat melaksanakan tugasnya dengan baik dan berharap hubungan harmonis yang telah terjalin selama ini, dapat terus ditingkatkan dan dikembangkan dimasa yang akan datang, untuk bersama membangun dan menjaga Negeri yang kita cintai bersama. Kontribusi terbaik yang diberikan, merupakan wujud kesetiaan dan Dharma Bhakti kita kepada TNI AD yang kita banggakan bersama. “ Dirgahayu Hari Infanteri “ Demikian Komandan Pusat Kesenjataan Infanteri Mayjen TNI I Made Agra Sudiantara dalam amanatnya yang dibacakan oleh Pangdam II/Swj Mayjen TNI Bambang Budi Waluyo pada upacara Hari Infanteri Tahun 2013, Kamis, 19 Desember 2013, bertempat di lapangan apel Makorem 042/Gapu. Hadir pada upacara tersebut, Gubernur Jambi, Para Danrem jajaran Kodam II/Swj, Danrindam II/Swj, Para Asisten Kasdam II/Swj, Para Dan/Kabalakdam II/Swj, Walikota jambi, Para sesepuh TNI serta KBT Jambi.
|